Social Media

Monday, November 25, 2019

Menjadi Kasir Big Bad Wolf Balikpapan 2019

Sebenarnya telat sekali menuliskan ini, tetapi saya ingin menyimpan kenangan kemari dan mari dituliskan saja.


Bagi yang belum tahu Big Bad Wolf, ini adalah event perbukuan terbesar di dunia dan asalnya dari Malaysia. Tahun ini adalah tahun perdana diadakan di Balikpapan dan saya senang ikut menjadi bagian dari event ini.

Sebenarnya saya tadinya hanya hanya berminat untuk mencari tahu tanggal dibukanya event ini dan berbelanja buku impor. Namun, pada akhirnya malah menjadi kru bagian kasir dan memiliki banyak cerita, termasuk cinlok dengan orang yang paling tidak diharapkan.








A post shared by Official Big Bad Wolf ID (@bbwbooks_id) on


MENDAFTAR MENJADI CREW
Sebenarnya, saya awalnya ragu mendaftar karena niatnya hanya ingin berbelanja. Namun, karena saya menganggur setelah toko parfum di Transmart tutup, dan baru saja diwisuda, akhirnya saya mendaftarkan diri di website. Saya benar-benar mendaftar di waktu mepet untuk tutup pendaftaran. Tanggal 26 Oktober 2019 dan 27 Oktober 2019 adalah waktu interviewnya yang diadakan di Universitas Balikpapan.

Tebak, orang yang sudah lama di Balikpapan ini apa tidak tersasar? Jawabannya ya pasti tersasar. Sungguh gagal sekali menjadi orang Balikpapan ya saya ini ðŸ˜©

Persyaratan untuk menjadi kru BBW antara lain:
  1. Pas foto 4x6
  2. SKCK asli
  3. Surat keterangan mahasiswa (yang asli) dan telah ditanda tangani dan di stempel oleh pihak kampus
  4. Fotokopi ijazah yang telah distempel
  5. Fotokopi KTP
  6. Fotokopi KK

Sebenarnya pendaftaran bisa langsung di tempat juga, asalkan membawa semua persyatannya. Karena beberapa teman bercerita mendaftar langsung ditempat dan diterima menjadi kru.

Ada 2 shift yang tersedia, karena Balikpapan tidak 24 jam seperti kota lainnya dan saya memilih shift siang. Alasannya? Saya sadar diri susah bangun pagi dan daripada mengecewakan, lebih baik jujur sejak awal.

PENGALAMAN IKUT SELEKSI KRU BBW
Saya kebetulan datangnya telat pada tanggal 26 Oktober 2019 dan hampir tidak diizinkan masuk oleh panitia. Mungkin karena muka memelas, akhirnya diizinkan masuk. Setelah dijelaskan berbagai hal teknis, akhirnya tiba waktu interview dan karena saya datangnya telat, maka saya dipanggil saat terakhir.

Hal yang saya ingat adalah tidak memperkenalkan diri dalam bahasa Inggris saat semua orang berlomba-lomba berbicara Inggris dan bilang kalau bahasa Inggris saya masuk level pasif. Menjelaskan pengalaman kerja dan akhirnya ingat mengambil bagian apa saat mendaftar di website.

Packer dan flooring.

Saya juga ditanya beberapa hal krusial seperti kelebihan dan kekurangan, serta alasan mengambil shift yang dipilih di website. Semuanya saya jawab dengan jujur dan sebenarnya saya agak pesimis bisa lolos karena orang lain yang diinterview sebelum saya tampaknya lebih percaya diri dan menyakinkan.

Apalah saya yang sudah tua ini, tidak seperti lainnya yang masih unyu-unyu. Umur 24 tahun ini sadar diri sajalah kalau kemungkinan diterima agak kecil.

Setelah interview, akhirnya pulang dan sudah pesimis akan dipanggil. Namun, ternyata saya malah dimasukkan ke grup WA untuk shift siang dan membuat saya terkejut. Bertanya kepada teman apa maksudnya seperti ini dan katanya kemungkinan diterima besar.

Jadi akhirnya berharap diterima dan syukurnya memang diterima ... menjadi packer.

TAHAP PROCESSING & AKHIRNYA MENJADI KASIR
Jadi setelah pengumuman diterima dan sesuai dengan briefing saat sebelum di interview, semua kru sesuai dengan shift datang pada tanggal 28 Oktober 2019 dan mulai membuat meja, menyusun buku di meja (atau para panitia dari Jakarta bilang island) yang dikeluarkan dari kardus buku besar berukuran 1,2 meter x 1 meter (yang namanya gaylord).

Saya karena kebagian shift siang, akhirnya datang jam 3 dan selalu sekelompok dengan Catrine, Puput dan Marya. Kami kebagian meja untuk buku anak-anak dan dua gaylord yang diurus, kami paling lambat selesai karena bukunya berbentuk aneh-aneh, sampai kelompok lain hendak membantu kami karena kasihan. Namun, pada akhirnya buku susunan kami paling bagus dan rapi.

Setelah selesai disusun, diambil jam 11 malam.

Dari sisi lain yang fotonya diambil jam 11 malam.

Puput, Catrine dan Marya, ketiganya menjadi kasir dan H-3 sebelum preview day, Marya yang notabene kasir meminta saya untuk menjadi kasir karena dia tidak yakin bisa menanggung beban kerja dengan baik. Saya mengiyakan dan setelah berbicara dengan yang bertanggung jawab pada kasir dan packer, akhirnya jabatan kami bertukar.

Padahal awalnya menghindari pekerjaan berhubungan dengan uang, malah berakhir menjadi kasir.

Hari kedua sebelum preview day, kami dapat meja yang isinya sudah setengah di atas meja. Hanya untuk mendapati kenyataan disuruh menurunkan kembali oleh panitia dari Jakarta karena mejanya katanya miring. Sabar saja ya kita semua dibeginiin, untung saat selesai benar-benar paling rapi di antara semua island.

Penampakan buku-buku yang disuruh diturunkan dari meja.

Setelah selesai disusun.

Ini belum ada apa-apanya, karena tanggal 30 Oktober 2019 kami akhirnya bertemu dengan kepala kasir yang akan menjadi pengawas selama event berlangsung dan tadinya saya pikir dia orang Surabaya. Tahunya dia hanya bisa berbicara bahasa Inggris dan bahasa Mandarin dan membuat saya awalnya modyar karena harus mentranslate omongannya di kepala sekaligus memahami materi baru seputar pengoperasian komputer kasir.

PREVIEW DAY
Tanggal 31 Oktober 2019, akhirnya hari di mana yang memiliki tiket preview pass bisa masuk dan berbelanja terlebih dahulu dibandingkan oleh orang umum. Saya punya tiketnya dan membagikannya kepada beberapa orang di komunitas One It Balikpapan.

Penampakkan preview pass yang dibagikan oleh panitia kepada kru
untuk menyebarkan kepada masyarakat.

Di sini ada cerita cukup seru. Jadi saya sebagai shift siang seharusnya datang jam 3 sore serta mulai di meja jam 4 sore, tetapi grup sudah ribut sejak jam setengah 2 siang karena banyak dari shift 1 yang kasirnya tidak datang saat preview day. Saya tadinya ogah karena masih pakai masker di wajah dan leyeh-leyeh di rumah. Namun, karena di grup bilang nanti dihitung overtime dan Puput mengajak untuk ke DOME, akhirnya pergi.

Setelah absen, sebenarnya disuruh mencari seseorang yang saya lupa namanya siapa. Namun, belum juga dicari, saya yang ditanya oleh salah satu panitia perempuan dari Malaysia tentang jabatan sebagai kru apa dan setelah menjawab kasir, langsung ditarik untuk mengisi meja 13. Belum menjelaskan saya harus mencari seseorang, sudah ditinggalkan dan berakhir memproses semuanya karena antrian yang mengular.

fun fact, hampir semua kasir di shift 2 overtime karena kasir shift 1 benar-benar banyak yang menghilang tidak ada kabarnya. Sepertinya pada takut dengan tugas menjadi kasir yang kalau mendengar penjelasan kepala kasir (dalam bahasa Inggris) terdengar menyeramkan. Padahal kalau didengarkan dengan seksama, dia memilih kalimat bahasa Inggris yang levelnya setara dengan anak TK alias mudah dipahami.

Hal yang paling memusingkan sebenarnya menjadi kasir bukan saat bekerja, tetapi saat memulai cash in ke dalam mesin kasir, cash drop jika uang di laci kasir sudah sampai 10 juta dalam pecahan 50 ribu serta 100 ribuan dan EOD (End of the Day) yang harus teliti dalam menghitung. Hari pertama, kami pulangnya setengah 2 karena panik tidak mengerti membaca kertas dari BCA dan diterjemahkan ke dalam kertas EOD. Sampai panitia bagian kasir yang namanya Brian teriak marah-marah untuk pada ke mejanya untuk dibantu mengerjakan.

Ya maaf, namanya juga hari pertama. Modyar pastinya.

SALES DAYS
Akhirnya waktu penjualan tiba dan karena sudah berkespetasi akan seramai tanggal 31, begitu menghadapi tanggal 01 Nopember 2019, kecewa sendiri karena ramainya hanya seperti itu. Memang manusia tidak tahu diri, bukannya bersyukur bisa santai, malah mencari gara-gara dengan usher agar pembeli diarahkan ke mejanya.

Semakin waktu berjalan, semakin mengerti untuk cash in, cash drop serta EOD. Tanggal 10 Nopember 2019 adalah hari terakhir saya bekerja sebagai kasir. Hari terakhir, menurut saya yang berbelanja cukup ramai, tetapi tidak seramai saat preview day.

Hal yang akan selalu saya ingat dalam event ini adalah:
  1. Kepala kasir kami tidak ada angin, tidak ada hujan malah membelikan 2 lusin J.Co untuk kasir, packer dan usher.
  2. Saya yang membawa upeti lemper (atau Brian dan kepala kasir kami, Sherman mengertinya pulut) dan bolu gulung dengan selai buah naga.
  3. Mendadak jadi indomaret karena membawa banyak snack bersama Puput.
  4. Harusnya tidak boleh membawa minuman berasa ke dalam gedung, tetapi akhirnya kami bandel semua dan tidak ada yang memarahi soal ini.
  5. Saya terseret drama karena ada cewek yang naksir dengan kepala kasir, sebal dengan saya yang minta foto (kelompok) dengannya. Padahal saya sudah menawarkan diri untuk menjadi tukang fotonya, tetapi dia tidak mau. Yasudahlah, saya memang selalu salah 😩


WRAPPING
Setelah hari penjualan selesai, pekerjaan masih belum selesai karena kami harus mengemasi buku-buku untuk dikirim ke Makassar atau ke Surabaya. Lagi-lagi aku satu kelompok dengan Puput dan Catrine. Marya tadinya satu kelompok juga, tetapi akhirnya berpisah karena panitia dari Jakarta maunya hanya 1 kelompok berisi 3 orang.

*

Bisa dibilang, ini adalah event yang paling berkesan karena saya bertemu dengan orang baru yang menjadi teman baru saya. Beberapa menjadi teman baik dan sering nongkrong bareng sampai postingan ini terbit.

Karena event ini juga, saya penasaran dengan keseruan di Jakarta dan saya ingin mencoba untuk mendaftar di Jakarta nanti. Entah lolos atau tidak, tapi saya benar-benar ingin mencoba shift 3 karena tampaknya seru. Saya ingin merasakan euforianya dan begitulah, doakan saja semoga bisa diterima di Jakarta tahun depan.