Social Media

Tentang Dia yang Membuat Kembali Merasa

Thursday, November 28, 2019

Sejujurnya setelah membaca postingan menyalahkan orang ini karena membuat saya mengambil obat dengan dosis naik 100% itu, rasanya aneh mau menuliskan tentangnya. Namun, lihat siapa yang menuliskan tentangnya sekarang? Mungkin karena postingan waktu itu masih fase denial, sekarang fase menerima kenyataan bahwa tidak semua hal di dunia ini bisa dikontrol, kecuali aksi dari diri sendiri.




Sebenarnya kalau mau dijelaskan secara rinci, ada 4 fase dengannya ini. Fase tidak sadar perasaan sendiri, fase menyadari perasaan sendiri, fase denial pada perasaan sendiri dan fase menerima perasaan sendiri. Saya akhirnya di fase ke empat dan itulah yang ingin diceritakan kemari. Melewatkan semua fase dan apa saja yang terjadi selama fase itu. 

Hanya untuk sebuah pembelajaran bagi yang selama ini memutuskan untuk tidak merasa, lalu tiba-tiba kembali merasakannya.

FASE TIDAK SADAR PERASAAN SENDIRI
Saya jujur saya tidak tahu kenapa bisa berakhir seperti ini. Hal yang pertama terlintas saat melihatnya adalah dia sangat lokal seperti Koko-Koko Surabaya, yang ternyata tidak. Saya memang mengamatinya sekilas beberapa kali dan menyadari jika dia tipe yang sering mendekati saya semasa SMA dan alarm tanda bahaya sudah merasa dia pantas untuk dijauhi. Saya bersikap biasa selama bekerja dan seperti itu, seharusnya.

Harusnya merokok, tindikan dan klubbing jam 2 malam sudah cukup membuat saya semakin yakin untuk mundur karena itu bukanlah tipe saya. Kenyataannya....

FASE MENYADARI PERASAAN SENDIRI
Entah kapan saya menyadari hal ini, tetapi tiba-tiba saja di dekatnya terasa nyaman meski tanpa kata.

Sebenarnya saya tidak mau kepedean, tetapi kata teman, dia akan mencari keberadaan saya jika tidak terlihat pada pandangannya. Tidak percaya sebenarnya, karena semua itu mungkin saja hanyalah kebetulan belaka. Dia berkeliling karena saya tidak ada di pandangan karena mengira pergi tanpa izin. Dia juga lebih baik kepada saya karena tidak terkendala bahasa untuk berkomunikasi. tidak seperti yang lainnya.

Namun ... sampai hari ini masih bertanya-tanya tujuannya menjadi orang pertama melihat IG story saya selama beberapa hari itu tujuannya apa? 

FASE DENIAL PERASAAN SENDIRI
Saya pikir, saat event berakhir maka perasaan ini juga akan berakhir. Namun, ternyata perasaan ini semakin kuat dan membuat nelangsa sendiri. Apalagi saat saya konfirmasi apa yang terjadi di malam terakhir, dia malah balik bertanya siapa yang melakukannya?

Membuat saya yakin ini hanyalah perasaan satu pihak dan ternyata ... itu menyakitkan. Sampai saya mendrama dan meminta dosis obat dinaikkan 100% kepada dokter dan menyalahkannya karena jatuh cinta kepadanya.

FASE MENERIMA PERASAAN SENDIRI
Ini baru terjadi beberapa hari ini, setelah akhirnya lelah denial pada diri sendiri. Akhirnya menerima saya menyayanginya. Akhirnya menerima jika perasaan ini juga bertepuk sebelah tangan, tidak masalah. Akhirnya menerima dan merendahkan ekspetasi untuk tidak berharap kepadanya.

Ekspetasinya sebegitu rendahnya sampai saya hanya ingin diterima sebagai temannya. Tidak apa-apa jika dia akhirnya bersama yang lain, karena dia sudah membuat saya banyak berubah menjadi orang yang lebih baik. Menjadi orang yang tidak pernah terbayangkan akan bisa eksis pada diri saya.

Sepertinya ini antara level menerima atau level tahu diri tidak bisa dibedakan lagi.

*

Saya rasa, setiap orang punya fase seperti ini saat menyukai seseorang. Saya tidak yakin akan bertahan berapa lama perasaan ini, tetapi yang ingin saya ucapkan terima kasih kepadanya karena banyak hal berubah secara tidak langsung karenanya. Mungkin ini postingan orang jatuh cinta paling tidak banget karena tidak menye, tetapi bagi saya yang penggunak logika ini sudah menye maksimal.

Can I ask you question? 
*semua percakapan padanya dimulai dari ini*
Read More

Tentang Remahan Kepercayaan yang Mulai Terkumpul

Wednesday, November 27, 2019

Memang benar quote mainstream, waktu yang akan menjawab segalanya. Termasuk mengumpulkan remahan kepercayaan diri yang saya pikir tidak akan pernah bisa terkumpul karena ukurannya sebesar shale saking tidak yakin bisa kembali seperti dahulu.

Kembali seperti dahulu, sebelum inferior menyerang.


Kalau membaca blog lama, saya sedih. Penuh dengan perasaan inferior dan tidak yakin tentang masa depan yang dihadapi. Saya bisa merasakan bahwa waktu itu adalah depresi dan merasa tidak heran jika semua obat saya hampir tidak berfungsi karena perasaan tersebut. Karena tidak tahu apa yang harus di ekspetasikan di masa depan itu menyeramkan.

Tidak punya tujuan hidup bagi saya yang selalu merencanakan berbagai hal, itu menakutkan. Rasanya tidak seperti manusia karena mengikuti arus. tanpa tahu harus melakukan apa untuk masa depan.

Kalau melihat tanggal postingan itu, saya mengerti mengapa merasa tidak percaya diri. Betapa semuanya runtuh seperti ukuran shale pada lapisan batuan yang kristalinnya sangatlah halus shiet pake bahasa geologi karena memang tidak punya bayangan soal masa depan. Sekarang bisa kembali percaya diri karena sudah tahu mau melakukan apa, tahu kalau gagal akan melakukan apa dan itu membuat kepercayaan diri kembali tumbuh.

Juga sebenarnya ini adalah sebuah fase yang semua orang lalui. Setiap orang pasti pernah sekali melalui hal ini, tidak peduli umur berapa pun. Saya lega sudah melaluinya tahun ini, meski sebenarnya tidak bisa menjadi patokan di masa depan tidak mengalaminya lagi. Namun, setidaknya saya sudah tahu harus melakukan apa jika mengalaminya kembali.

Mengumpulkan remahan kepercayaan diri itu tidaklah mudah, tetapi bukan berarti tidak mungkin. Tidak apa-apa tidak percaya diri hari ini atau sampai besok atau sampai tahun depan, tetapi jangan menutup kemungkinan untuk bisa mengumpulkan kepercayaan diri itu. Setiap kejadian pasti ada penyelesaiannya dan saya yakin, pada akhirnya jawabannya adalah waktu dan sabar.
Read More

Tentang Perubahan yang Terjadi

Tuesday, November 26, 2019

Jujur, saya merasa aneh dengan perubahan yang dialami selama hampir sebulan ini. Namun, saya tidak protes karena rasanya jauh lebih baik dan merasa pantas untuk hidup. Saya juga merasa lebih baik saat menaruh effort untuk menjadi cantik di depan orang lain.


Hal yang saya sadari setelah selesai event BBW adalah banyak hal yang berubah. Hanya saja yang jelas terasa adalah rasa percaya diri saya yang kembali. Jauh lebih baik sebelum event berlangsung dan entah bagaimana, saya yang anti bersosialisasi jadi punya 'banyak' teman. Karena definisi teman bagi saya biasanya hanya 1 atau 2 orang saja, jadi saat bisa punya teman lebih dari 5 orang, rasanya itu cukup banyak dan tidak biasa.

Perubahan lainnya yang saya sadari sejak BBW berlangsung adalah mau menghargai diri sendiri dengan berdandan. Sebenarnya sempat masa bodoh dengan penampilan karena semua orang begitu, lalu merasa tidak menjadi diri sendiri. Saya senang terlihat bold, minimal untuk warna lipstik. Meski akhirnya ada yang julid karena penampilan ini, tidak apa-apa. Saya bukan pizza yang diciptakan untuk menyenangkan semua orang.

Bahkan saya yang biasanya memilih menjadi penikmat suatu acara, kali ini mau jadi seksi sibuk untuk sebuah event yang bahkan saya bukanlah fans beratnya. Jujur saja, meski alasan mengikuti ini agar bisa lupa sejenak dengan seseorang dan menyakinkan diri bahwa bisa hidup tanpanya, tetapi menjadi panitia itu tidak pernah terbayang dalam pikiran terliar saya.

Mungkin hal yang paling terasa berubah adalah kepercayaan diri yang perlahan kembali. Akhirnya saya tidak malu mengambil selfie sendiri. Meski belum berani publikasikan karena kadang merasa belum puas dengan hasilnya, saya benar-benar bangga. Seolah saya sudah mencapai level seperti dahulu. Mungkin sebentar lagi ... sebentar lagi saya bisa kembali seperti dahulu sebelum inferior menyerang dan menghancurkan semua kepercayaan diri yang ada.

Betapa banyak hal yang saya lakukan sekarang karena efek mengikuti event BBW. Saya tidak punya ekspetasi apa pun pada event ini dan justru datang memberikan hal-hal yang di luar perkiraan. Membuat saya bahagia dan bisa lebih menyayangi diri sendiri. Hal yang perlu saya usahakan mati-matian selama ini, tiba-tiba saja berbuahkan hasil karena event BBW.

Rasanya lucu saja bisa berubah secepat ini dan harapannya perubahan ini bukanlah sementara. Saya ingin ini terus bertahan sampai entah kapan. Menuliskan ini kemari membuat saya tersenyum dan jika suatu saat nanti saya kembali terjatuh, semoga postingan ini bisa membuat saya kembali tersenyum dan bangkit.
Read More

Tentang Kuliah Lagi

Monday, November 25, 2019

Salah satu impian saya di tahun 2020 adalah berkuliah S2 di Trisakti. Berkuliah di jurusan S2 Teknik Perminyakan konsentrasi Pengelolaan Lapangan.

Sungguh spesifik sekali impiannya ðŸ˜”


Alasan saya ingin berkuliah S2 kalau versi benarnya adalah ingin menebus dosa karena tidak maksimal saat S1. Saya ingin memberikan pembuktian kepada diri sendiri bahwa saya bisa dan saya pantas untuk belajar kembali meski di cap oleh semua orang bodoh. Saya mungkin bukan yang terbaik, tetapi waktu S1 tidak bisa memberikan yang maksimal karena faktor yang lebih baik hanya saya, Mama dan Tuhan yang tahu.

Alasan kalau versi pribadi? Saya ingin melarikan diri.

Tidak salah baca, saya ingin melarikan diri dari rumah. Mama saya rencananya hendak menikah lagi dan sebagai anak, saya tidak bisa menghalangi kebahagiaan beliau. Namun, jika ditanya pendapat pribadi, saya tidak mau Mama menikah. Bukan karena tidak ingin beliau bahagia dengan pilihannya, tetapi bagi saya, Papa saya cuma satu dan tidak akan tergantikan.

Saya juga tidak mau hidup serumah dengan Ayah tiri karena ... ya tidak mau saja. Saya tidak begitu mudah percaya dengan orang asing, jadi bagaimana yakin beliau tidak akan berbuat yang tidak menyenangkan? Anggap saja saya paranoid, tetapi saya tidak ingin serumah dengan Ayah tiri, itu intinya.

Kuliah ini, saya memang ingin menuntut ilmu, tetapi sekaligus melarikan diri. Terserah orang-orang menganggap alasan itu cukup valid untuk berkuliah atau tidak, tetapi saya akan berjuang sebaik mungkin untuk berkuliah di tempat impian itu. Karena sejak dahulu, saat Papa masih hidup pun saya sudah bermimpi kuliah S2 di Trisakti. Hanya tidak pernah mengatakannya secara gamblang saja.

Sebenarnya, saya sempat berniat kuliah di ITB saja. Namun, entah kenapa tidak srek pada proses pengenalan semuanya dan akhirnya justru kembali ke pilihan pertama, Trisakti. Saya yakin saya bisa menembus Trisakti dan menjadi bagian dari kampus ini.
Read More

Tentang Pekerjaan yang Telah Dilakoni


Kalau boleh bersyukur, sejak Januari 2019 saya sudah bekerja, Meski kerjanya serabutan di cafe, tetapi intinya saya telah bekerja dan menghasilkan uang. Saya tidak suka kalau menganggur dan meski pekerjaan saya waktu itu tidak sesuai dengan perkuliahan, saya tidak peduli. Karena menurut saya, lebih baik bekerja dan mencari pengalaman hidup daripada menganggur di rumah.

Saya bertahan tiga bulan saja di pekerjaan ini dan April 2019 saya memutuskan untuk resign. Bukan karena mau menganggur, tapi karena memutuskan bekerja sebagai BA Fleur Bleue di Transmart. Karena nyatanya kerja sebagai waitress merangkap barista di cafe uangnya tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup hedon skincare.

BA Fleur Bleue sendiri maksudnya adalah saya sebagai SPG parfum kalau mau mudahnya. Saya baru bekerja dua minggu dan baru menjual 2 produk dalam rentang waktu tersebut. Tidak apa-apa, saya setidaknya sudah berusaha keras untuk berjualan. Meski pekerjaan ini seringkali dipandang sebelah mata, saya belajar banyak hal baru di sini.

Per 1 Oktober 2019, saya tidak bekerja di Fleur Bleue lagi karena tempat saya bekerja di Transmart telah ditutup. Sempat menganggur beberapa saat, akhirnya saya bekerja sebagai kasir di event BBW di DOME dari 31 Oktober 2019 sampai 10 Nopember 2019.

Sekarang tidak begitu fokus mencari pekerjaan, karena saya lebih fokus untuk belajar tes S2 ke Jakarta. Tentang ini, saya akan ceritakan tersendiri.

Saya menuliskan ini hanya sebagai catatan di masa depan nanti, kalau saya berjuang dari bawah. Agar menghargai proses hingga mencapat jabatan pekerjaan yang saya inginkan di masa depan nanti. Meski entah masa depan seperti apa yang akan menanti saya.
Read More

Menjadi Kasir Big Bad Wolf Balikpapan 2019

Sebenarnya telat sekali menuliskan ini, tetapi saya ingin menyimpan kenangan kemari dan mari dituliskan saja.


Bagi yang belum tahu Big Bad Wolf, ini adalah event perbukuan terbesar di dunia dan asalnya dari Malaysia. Tahun ini adalah tahun perdana diadakan di Balikpapan dan saya senang ikut menjadi bagian dari event ini.

Sebenarnya saya tadinya hanya hanya berminat untuk mencari tahu tanggal dibukanya event ini dan berbelanja buku impor. Namun, pada akhirnya malah menjadi kru bagian kasir dan memiliki banyak cerita, termasuk cinlok dengan orang yang paling tidak diharapkan.








A post shared by Official Big Bad Wolf ID (@bbwbooks_id) on


MENDAFTAR MENJADI CREW
Sebenarnya, saya awalnya ragu mendaftar karena niatnya hanya ingin berbelanja. Namun, karena saya menganggur setelah toko parfum di Transmart tutup, dan baru saja diwisuda, akhirnya saya mendaftarkan diri di website. Saya benar-benar mendaftar di waktu mepet untuk tutup pendaftaran. Tanggal 26 Oktober 2019 dan 27 Oktober 2019 adalah waktu interviewnya yang diadakan di Universitas Balikpapan.

Tebak, orang yang sudah lama di Balikpapan ini apa tidak tersasar? Jawabannya ya pasti tersasar. Sungguh gagal sekali menjadi orang Balikpapan ya saya ini ðŸ˜©

Persyaratan untuk menjadi kru BBW antara lain:
  1. Pas foto 4x6
  2. SKCK asli
  3. Surat keterangan mahasiswa (yang asli) dan telah ditanda tangani dan di stempel oleh pihak kampus
  4. Fotokopi ijazah yang telah distempel
  5. Fotokopi KTP
  6. Fotokopi KK

Sebenarnya pendaftaran bisa langsung di tempat juga, asalkan membawa semua persyatannya. Karena beberapa teman bercerita mendaftar langsung ditempat dan diterima menjadi kru.

Ada 2 shift yang tersedia, karena Balikpapan tidak 24 jam seperti kota lainnya dan saya memilih shift siang. Alasannya? Saya sadar diri susah bangun pagi dan daripada mengecewakan, lebih baik jujur sejak awal.

PENGALAMAN IKUT SELEKSI KRU BBW
Saya kebetulan datangnya telat pada tanggal 26 Oktober 2019 dan hampir tidak diizinkan masuk oleh panitia. Mungkin karena muka memelas, akhirnya diizinkan masuk. Setelah dijelaskan berbagai hal teknis, akhirnya tiba waktu interview dan karena saya datangnya telat, maka saya dipanggil saat terakhir.

Hal yang saya ingat adalah tidak memperkenalkan diri dalam bahasa Inggris saat semua orang berlomba-lomba berbicara Inggris dan bilang kalau bahasa Inggris saya masuk level pasif. Menjelaskan pengalaman kerja dan akhirnya ingat mengambil bagian apa saat mendaftar di website.

Packer dan flooring.

Saya juga ditanya beberapa hal krusial seperti kelebihan dan kekurangan, serta alasan mengambil shift yang dipilih di website. Semuanya saya jawab dengan jujur dan sebenarnya saya agak pesimis bisa lolos karena orang lain yang diinterview sebelum saya tampaknya lebih percaya diri dan menyakinkan.

Apalah saya yang sudah tua ini, tidak seperti lainnya yang masih unyu-unyu. Umur 24 tahun ini sadar diri sajalah kalau kemungkinan diterima agak kecil.

Setelah interview, akhirnya pulang dan sudah pesimis akan dipanggil. Namun, ternyata saya malah dimasukkan ke grup WA untuk shift siang dan membuat saya terkejut. Bertanya kepada teman apa maksudnya seperti ini dan katanya kemungkinan diterima besar.

Jadi akhirnya berharap diterima dan syukurnya memang diterima ... menjadi packer.

TAHAP PROCESSING & AKHIRNYA MENJADI KASIR
Jadi setelah pengumuman diterima dan sesuai dengan briefing saat sebelum di interview, semua kru sesuai dengan shift datang pada tanggal 28 Oktober 2019 dan mulai membuat meja, menyusun buku di meja (atau para panitia dari Jakarta bilang island) yang dikeluarkan dari kardus buku besar berukuran 1,2 meter x 1 meter (yang namanya gaylord).

Saya karena kebagian shift siang, akhirnya datang jam 3 dan selalu sekelompok dengan Catrine, Puput dan Marya. Kami kebagian meja untuk buku anak-anak dan dua gaylord yang diurus, kami paling lambat selesai karena bukunya berbentuk aneh-aneh, sampai kelompok lain hendak membantu kami karena kasihan. Namun, pada akhirnya buku susunan kami paling bagus dan rapi.

Setelah selesai disusun, diambil jam 11 malam.

Dari sisi lain yang fotonya diambil jam 11 malam.

Puput, Catrine dan Marya, ketiganya menjadi kasir dan H-3 sebelum preview day, Marya yang notabene kasir meminta saya untuk menjadi kasir karena dia tidak yakin bisa menanggung beban kerja dengan baik. Saya mengiyakan dan setelah berbicara dengan yang bertanggung jawab pada kasir dan packer, akhirnya jabatan kami bertukar.

Padahal awalnya menghindari pekerjaan berhubungan dengan uang, malah berakhir menjadi kasir.

Hari kedua sebelum preview day, kami dapat meja yang isinya sudah setengah di atas meja. Hanya untuk mendapati kenyataan disuruh menurunkan kembali oleh panitia dari Jakarta karena mejanya katanya miring. Sabar saja ya kita semua dibeginiin, untung saat selesai benar-benar paling rapi di antara semua island.

Penampakan buku-buku yang disuruh diturunkan dari meja.

Setelah selesai disusun.

Ini belum ada apa-apanya, karena tanggal 30 Oktober 2019 kami akhirnya bertemu dengan kepala kasir yang akan menjadi pengawas selama event berlangsung dan tadinya saya pikir dia orang Surabaya. Tahunya dia hanya bisa berbicara bahasa Inggris dan bahasa Mandarin dan membuat saya awalnya modyar karena harus mentranslate omongannya di kepala sekaligus memahami materi baru seputar pengoperasian komputer kasir.

PREVIEW DAY
Tanggal 31 Oktober 2019, akhirnya hari di mana yang memiliki tiket preview pass bisa masuk dan berbelanja terlebih dahulu dibandingkan oleh orang umum. Saya punya tiketnya dan membagikannya kepada beberapa orang di komunitas One It Balikpapan.

Penampakkan preview pass yang dibagikan oleh panitia kepada kru
untuk menyebarkan kepada masyarakat.

Di sini ada cerita cukup seru. Jadi saya sebagai shift siang seharusnya datang jam 3 sore serta mulai di meja jam 4 sore, tetapi grup sudah ribut sejak jam setengah 2 siang karena banyak dari shift 1 yang kasirnya tidak datang saat preview day. Saya tadinya ogah karena masih pakai masker di wajah dan leyeh-leyeh di rumah. Namun, karena di grup bilang nanti dihitung overtime dan Puput mengajak untuk ke DOME, akhirnya pergi.

Setelah absen, sebenarnya disuruh mencari seseorang yang saya lupa namanya siapa. Namun, belum juga dicari, saya yang ditanya oleh salah satu panitia perempuan dari Malaysia tentang jabatan sebagai kru apa dan setelah menjawab kasir, langsung ditarik untuk mengisi meja 13. Belum menjelaskan saya harus mencari seseorang, sudah ditinggalkan dan berakhir memproses semuanya karena antrian yang mengular.

fun fact, hampir semua kasir di shift 2 overtime karena kasir shift 1 benar-benar banyak yang menghilang tidak ada kabarnya. Sepertinya pada takut dengan tugas menjadi kasir yang kalau mendengar penjelasan kepala kasir (dalam bahasa Inggris) terdengar menyeramkan. Padahal kalau didengarkan dengan seksama, dia memilih kalimat bahasa Inggris yang levelnya setara dengan anak TK alias mudah dipahami.

Hal yang paling memusingkan sebenarnya menjadi kasir bukan saat bekerja, tetapi saat memulai cash in ke dalam mesin kasir, cash drop jika uang di laci kasir sudah sampai 10 juta dalam pecahan 50 ribu serta 100 ribuan dan EOD (End of the Day) yang harus teliti dalam menghitung. Hari pertama, kami pulangnya setengah 2 karena panik tidak mengerti membaca kertas dari BCA dan diterjemahkan ke dalam kertas EOD. Sampai panitia bagian kasir yang namanya Brian teriak marah-marah untuk pada ke mejanya untuk dibantu mengerjakan.

Ya maaf, namanya juga hari pertama. Modyar pastinya.

SALES DAYS
Akhirnya waktu penjualan tiba dan karena sudah berkespetasi akan seramai tanggal 31, begitu menghadapi tanggal 01 Nopember 2019, kecewa sendiri karena ramainya hanya seperti itu. Memang manusia tidak tahu diri, bukannya bersyukur bisa santai, malah mencari gara-gara dengan usher agar pembeli diarahkan ke mejanya.

Semakin waktu berjalan, semakin mengerti untuk cash in, cash drop serta EOD. Tanggal 10 Nopember 2019 adalah hari terakhir saya bekerja sebagai kasir. Hari terakhir, menurut saya yang berbelanja cukup ramai, tetapi tidak seramai saat preview day.

Hal yang akan selalu saya ingat dalam event ini adalah:
  1. Kepala kasir kami tidak ada angin, tidak ada hujan malah membelikan 2 lusin J.Co untuk kasir, packer dan usher.
  2. Saya yang membawa upeti lemper (atau Brian dan kepala kasir kami, Sherman mengertinya pulut) dan bolu gulung dengan selai buah naga.
  3. Mendadak jadi indomaret karena membawa banyak snack bersama Puput.
  4. Harusnya tidak boleh membawa minuman berasa ke dalam gedung, tetapi akhirnya kami bandel semua dan tidak ada yang memarahi soal ini.
  5. Saya terseret drama karena ada cewek yang naksir dengan kepala kasir, sebal dengan saya yang minta foto (kelompok) dengannya. Padahal saya sudah menawarkan diri untuk menjadi tukang fotonya, tetapi dia tidak mau. Yasudahlah, saya memang selalu salah 😩


WRAPPING
Setelah hari penjualan selesai, pekerjaan masih belum selesai karena kami harus mengemasi buku-buku untuk dikirim ke Makassar atau ke Surabaya. Lagi-lagi aku satu kelompok dengan Puput dan Catrine. Marya tadinya satu kelompok juga, tetapi akhirnya berpisah karena panitia dari Jakarta maunya hanya 1 kelompok berisi 3 orang.

*

Bisa dibilang, ini adalah event yang paling berkesan karena saya bertemu dengan orang baru yang menjadi teman baru saya. Beberapa menjadi teman baik dan sering nongkrong bareng sampai postingan ini terbit.

Karena event ini juga, saya penasaran dengan keseruan di Jakarta dan saya ingin mencoba untuk mendaftar di Jakarta nanti. Entah lolos atau tidak, tapi saya benar-benar ingin mencoba shift 3 karena tampaknya seru. Saya ingin merasakan euforianya dan begitulah, doakan saja semoga bisa diterima di Jakarta tahun depan.
Read More

Pada Akhirnya, Mereka Memilih untuk Berhenti

Sunday, November 24, 2019

Saya menarik napas panjang saat membaca berita tentang Goo Hara yang ditemukan meninggal hari ini. Teringat Sulli yang juga mengakhiri hidupnya dan saya tidak mau menyalahkan mereka karena tidak tahu apa yang telah dilalui selama ini.

Hanya saja, satu hal yang saya tahu. Pada akhirnya, mereka memilih untuk berhenti berjuang dari dunia ini dan tidak apa-apa. Semua punya pilihan dan mungkin pilihan mereka tidak bisa dimengerti oleh orang lain.


Saya jujur pernah terpikirkan untuk mengakhiri hidup karena kejadian Sulli. Namun, sekarang saya tidak terpikirkan meski Hara melakukannya. Mungkin ... mungkin saya masih punya alasan meski termasuk tidak berguna dan egois. Saya belajar, semua alasan aneh dan egois itu bagi orang-orang depresi bisa menjadi harapan untuk hidup.

Sedih rasanya saat hal yang selama ini menemani saat menjadi fans KPOP sejak SMP, memutuskan pergi. Saya tidak tahu alasan mereka melakukannya, tetapi saya harap mereka tidak merasa sakit seperti di sini.

Mungkin, dunia ini terlalu kejam untuk mereka.

Mungkin, mereka sudah terlalu lelah untuk berjuang yang pada akhirnya tidak dihargai.

Mungkin, ini memang sudah jalan terbaik bagi mereka.

Pada akhirnya, ini tentang niat menolong diri sendiri dan juga lingkungan sekitar. Karena percuma salah satu terpenuhi, tetapi pihak lainnya tidak terpenuhi. Semua harus seimbang dan saya rasa, mereka yang memutuskan untuk berhenti pasti sudah berusaha yang terbaik sebelum melakukannya. Ini bukan tentang iman seperti orang-orang tidak punya perasaan katakan di media sosial, tetapi ini tentang jiwa yang lelah untuk berusaha yang terbaik.

Karena kadangkala, menjadi terbaik itu melelahkan. Karena menjadi panutan itu tidak selalu menyenangkan. Karena menjadi diri sendiri kadang justru sebagai senjata mematikan untuk dihancurkan oleh dunia.

Terima kasih Jonghyun, Sulli dan Hara.
Maaf karena tidak bisa menyelamatkan kalian lebih awal.
Read More

Akhirnya Wisuda

Friday, November 22, 2019

Sebenarnya saya wisuda tanggal 12 Oktober, tetapi baru punya niat menuliskannya sekarang. Sungguh benar-benar euforianya sudah lewat baru tertark mengulik sekelumit momen hidup sendiri.


Kalau boleh jujur, sebenarnya saya tidak begitu ingin menghadiri wisuda sendiri. Alasannya? Tidak ada Papa dan rasanya hambar saja, karena ini momen impian beliau yang tidak bisa terlaksana karena sudah berpulang saat bulan puasa kemarin. Rasanya juga momen ini hanya salah satu momen biasa yang inginnya tidak didatangi.

Namun, Mama saya ingin melihat saya diwisuda. Apalagi saat beliau bilang ingin mewujudkan keinginan Papa yang ingin melihat saya wisuda, akhirnya saya menurut untuk datang. Jujur saya malas dengan prosesinya yang ribet.

Mulai dari bangun jam 4 pagi untuk didandanin oleh teman semasa bekerja sebagai SPG parfum (yang mana saya baru tahu kalau mau booking MUA lainnya sudah tidak akan mungkin lantaran sudah penuh sejak 2 bulan sebelum tanggal wisudah). Lalu menggenakan rok yang membuat jalan terasa dibatasi.Kalau menggunakan hak tinggi dan berdiri cukup lama, saya sudah terbiasa karena pekerjaan sebagai SPG kemarin.

Kalau boleh jujur, saya tidak puas dengan IPK akhir yang dicapai. Namun, saya tidak bisa melakukan apa pun karena itu usaha jujur yang selama ini dikerahkan dan harus bangga. Saya tidak menyalahkan siapa pun, karena itu usaha sendiri dan biarlah hanya saya, Mama dan Tuhan yang tahu alasan mengapa nilai IPK akhir saya seperti itu.

Selesai wisuda, seperti keluarga kekinian lainnya, menuju studio foto untuk pemotretan. Saya sebenarnya lelah dan hanya ingin langsung pergi ke makam Papa, tetapi Mama serta adik saya bersemangat untuk foto studio ini. Akhirnya foto dan yasudahlah kalau wajahnya terlihat lelah, memang kenyataanya lelah menunggu antrian studio yang mengular.


Setelah dari foto di studio, akhirnya ke makam dan tidak bisa menahan tangis. Ada banyak perandaian yang terlintas di kepala, tetapi saya tahu itu tidaklah mengubah kenyataan apa pun. Jadi saya berjanji kepada diri sendiri untuk berusaha yang terbaik untuk mencoba tes S2 di Trisakti nanti.

Papa, I will try my best and make you proud have me as your daughter.
Read More

Tentang Perasaan yang Membuat Kacau Semuanya

Monday, November 18, 2019

Dari sekian banyak hal yang bisa terjadi di BBW, saya jatuh cinta.

Dari sekian banyak masalah yang terjadi di kemudian hari, obat depakote saya dosisnya naik karena tidak mempan menyeimbangkan zat kimia di otak.

Dari sekian banyak ketakutan yang bisa dirasakan, baru kali ini saya takut mati konyol karena tersedak obat.


Sekadar gambaran, saya mengidap mental illness bernama bipolar. Intinya, saya bisa berubah mood secara drastis dalam jangka waktu singkat akibat ketidak seimbangan zat kimia di otak. Untuk membuatnya seimbang, maka saya harus meminum obat tertentu. Saya kalau mau hidup normal, harus meminum obat tersebut setiap hari, seumur hidup.

Hari ini saya konsultasi ke dokter psikiatri dan sudah diduga, beliau tidak bisa mengerti kenapa bisa-bisanya tidur selama 2 atau 3 jam sehari padahal obatnya sudah lama cocok. Akhirnya saya menjelaskan alasannya, jatuh cinta kepada seseorang dan beliau tampaknya tidak menyangka akan mendapatkan cerita seperti ini dari saya.

Saya ingat sekali ditanya apakah benar-benar jatuh cinta atau hanya halusinasi. Sebenarnya berharap juga hanyalah halusinasi, tetapi kenyataanya sudah lama sekali semenjak ada suara-suara di kepala terdengar dan saya cocok dengan obat yang mengatasi halusinasi. Dengan terpaksa, dokter saya menaikkan dosis menjadi 2x lipat dan tadinya hanya mau memberikan waktu seminggu. Namun, saya meminta 2 minggu untuk melihat reaksi yang sebenarnya.

Meski itu berarti harus dengan tugas tambahan, memberikan laporan dalam rentang waktu 2 minggu tersebut. Saya tidak khawatir, karena memiliki Daylio sebagai pencatat dan bisa diubah menjadi PDF yang di cetak. Hal yang dikhawatirkan justru cocok dengan obat tersebut dan itu adalah bencana jika sampai terjadi.


Karena ukurannya yang lebih besar dari yang biasanya saya minum. Juga karena rasanya ketakutan setiap meminumnya karena takut tersedak dan kemudian mati. Seumur hidup, saya belum pernah berdoa panjang sebelum minum obat. Namun, depakote ER500 membuat saya melakukan hal yang tidak pernah dilakukan itu.

Mungkin akan bercerita efek samping obatnya seperti apa nantinya setelah 2 minggu terlewati. Namun, satu hal yang penting adalah saya jera untuk jatuh cinta. Benar-benar jera sampai berpikir jika jatuh cinta maka harus dibayar dengan ini, maka buatlah saya tidak merasa saja. Itu jauh lebih baik daripada setiap menatap depakote ER500 saya merasa was-was karena tahu keseimbangan zat kimia di otak tidaklah berada dalam situasi idealnya.
Read More

Tentang Hidup Belakangan Ini

Wednesday, November 6, 2019

No comments
Jadi, saya menyadari lama tidak kembali kemari dan apa yang telah terjadi selama rentang waktu tersebut? Mari saya rekap di sini.


Pertama, saya sudah berhenti bekerja sebagai SPG di Fleur Bleu. Alasannya? Tempat kerja tutup di Transmart dan tidak ada penempatan diperuntukkan untuk saya. Jadinya akhirnya saya menganggur, tetapi tidak lama sih. Karena sekarang sedang jadi freelance yang berkerja di Big Bad Wolf. Nanti saya akan ceritakan tentang pekerjaan di sini.

Kedua, tanggal 12 Oktober 2019 kemarin saya wisuda. Akhirnya keluar juga dari kampus dan memang jiwa saya tidak ada manis-manisnya, karena sudah pakai rok 7/8 saja masih ditarik-tarik naik ke atas. Namun, saya sedih karena tidak bisa membuat Papa melihat wisuda ini. Setelah wisuda dan foto studio, saya dan keluarga ke makam Papa. Tentu saja saya menangis di sana, tapi semoga Papa di sana baik-baik saja.

Ketiga, sekarang ikutan event BBW dan seru. Saya tidak memasang ekspetasi apa pun saat mendaftar dan ternyata jauh di luar dugaan. Namun, saya harus menuliskan hal lain yang menganggu, bukan karena acaranya, tetapi hati saya yang tiba-tiba bersikap seperti perempuan pada umunya. Logika menolak, tetapi hati tidak berkata demikian. Benar-benar bikin saya senewen.

Hanya itu saja sebenarnya yang ingin disampaikan dan dengan postingan ini eksis, saya ingin membuat blog ini konsisten untuk mempublikasikan tulisan. Karena saya suka menulis dan rasanya hampa sekali tidak menulis karena kesibukan. Doakan saja semoga semuanya berjalan sesuai rencana.
Read More