Social Media

Pengalaman SCENE 2023 (1)

Tuesday, June 27, 2023

No comments
Ini adalah bagian pertama dari entah berapa bagian nantinya.  

Jadi, sebenarnya ini acaranya sudah selesai dan saya masuk 15 besar untuk bagian Balikpapan. Spoiler banget ya, baca berharap bakalan dapat kejutan di bawah, malah langsung jbreng diceritakan saat ini juga. Ya maksud saya biar kalian tidak membuang waktu baca-baca tentang SCENE di masa mendatang dan sudah baca sampai capek, eh ternyata tidak sesuai harapan kalian.

Semoga SCENE ada ya tahun 2024, biar postingan ini berguna nantinya. 

Ya kalau tidak ada lagi pun, setidaknya saya memiliki kenangannya.
 
 
Jadi, saya sebenarnya tidak tahu kalau kegiatan ini sudah eksis sejak tahun 2019. Tahu ini diadakan pun tidak, kalau teman (halo Mbak Servita) yang tiba-tiba mengirimkan gambar di atas dan bilang saya harus mencoba karena yakin saya masuk. Padahal waktu itu self-esteem sedang rendah sekali karena merasa apa yang saya tuliskan itu tidak ada gunanya. Saya merasa, mungkin ini adalah tahun terakhir saya mencoba untuk menyeriusi dunia menulis.

Namun, dunia itu memang bekerja dengan caranya ya untuk membuat saya percaya dengan kemampuan menulis saya.

Meski sebenarnya saat mengirimkan semua persyaratan saya masih tidak yakin akan diterima, tapi teman-teman saya menyakinkan bahwa percaya dengan kemampuan diri sendiri. Saya yang tadinya tegang, justru malah lupa kalau pengumpulan akhir tanggal 12 Juni. Saya pikir pengumuman mungkin tanggal 14 Juni, karena sampai tanggal 13 Juni tidak ada email. 

Eh setengah 8 malam di WA oleh pihak Kemenparekraf dan ternyata pemberitahuan bahwa saya lolos. Juga menanyakan konfirmasi apakah saya bersedia untuk mengikuti SCENE Balikpapan ini.

Lha, apa ada emailnya?

Kenapa notifikasi emailnya tidak muncul?

Akhirnya saya buka email dan ternyata nyasar di spam. Saya pikir cuma terjadi kepada diri ini, ternyata terjadi kepada semua orang.

Jadi saya terpilih menjadi salah satu dari 30 orang yang bisa mengikuti SCENE 2023 untuk Kota Balikpapan. Mana saking tidak percayanya, kirim dulu bukti diterimanya kepada beberapa teman, biar kalau paginya bangun yakin ini bukan halu-halu mimpi saya.

Ternyata beneran diterima. πŸ₯ΊπŸ₯ΉπŸ₯²πŸ€§

Mentor yang membimbing selama acara berlangsung
Mentor yang membimbing selama acara berlangsung.

Jadi acaranya ini diadakan selama 3 hari, dari tanggal 16 - 18 Juni 2023 di hotel Grand Tjokro. Untuk tahun ini, peserta diinapkan di hotel dan alasan saya memberikan informasi ini karena tahun sebelum-sebelumnya tidak. Saya tahunya juga dari Mbak Servita (yang sebenarnya saya sedih Mbaknya tidak ikutan karena ikut suaminya perjalanan dinas ke Cepu).

Selama 3 hari melakukan apa saja?


Hari Pertama (16 Juni 2023)
Sebenarnya hari ini jam berkumpulnya mulai dari jam 11 siang sampai jam 1 siang. Saya datang jam 11 siang dan biasalah, kalau tidak tersasar yang tidaklah saya. Bukan nyasar cari hotelnya, nyasar mencari ruangan yang akan digunakan untuk SCENE 2023. Akhirnya menemukan ruangannya dan ternyata sudah banyak yang datang.

Wow, banyak yang bersemangat mengikuti.

Terus ternyata pada banyak mengenal satu sama lain. Sejujurnya saya insecure karena tidak tahu siapa-siapa. Untungnya saya diajak mengobrol oleh mereka, meski ujungnya ternyata saya temenannya sama Ibu-ibu. Kayaknya memang saya magnet menarik orang tua untuk berteman.

Ya sebenarnya banyak yang seumuran dan yang lebih muda juga di SCENE Balikpapan ini. Malahan saya merasa, SCENE Balikpapan ini benar-benar tidak memandang usia dan lebih memandang kemampuannya yang membuat saya merasa owo. πŸ₯ΊπŸ₯ΊπŸ₯Ί

Selama di kelas, kita belajar tentang log line, premis dan sinopsis. Juga belajar membuat pitch deck untuk dipresentasikan kepada PH/OTT/Investor. Cuma pelajaran yang diberikan ternyata sedikit berbeda dari yang saya pelajari di internet. Namun, meski berbeda ya sebenarnya lebih kepada penempatan aja, isinya sama. 

Yah kalau kata mentor, beda mazhab aja.

Kemudian, setiap orang diminta untuk membentuk kelompok dan jangan berasal dari 1 daerah saja. Pada akhirnya kelompok saya berisi 5 orang atau 6 orang. Kelompok saya itu kelompok 3 dan berisi 6 orang.

Terus karena dibilang hari Sabtu sudah harus selesai dan banyak yang tidak tidur, termasuk saya dan teman sekamar. Meski alasan saya dan teman sekamar beda sih. Teman sekamar saya, Mbak Annisa Tang tidak tidur karena benar-benar merapikan pitch deck, kalau saya tidak bisa menemukan posisi yang enak untuk tidur. Maklumlah, saya memang susah tidur kalau berada di tempat yang baru.

Ujungnya ya tidak bisa tidur dengan lelap dan hanya memejamkan mata hingga pagi harinya.

Hari Kedua (17 Juni 2023)
Hari kedua ini, benar-benar padat jadwalnya. Selain kelas untuk pemahaman lebih lanjut tentang log line, premis dan sinopsis, juga belajar tentang trend perfilman serta sinetron Indonesia. Juga betapa pentingnya kemampuan untuk beradaptasi serta kemampuan untuk mengerti trend terjadinya berapa lama. 

Serta memperjelas bahwa novel dan skrip adalah 2 hal yang berbeda fokusnya. Jika novel fokus kepada 5 indera dan perasaan, maka skrip lebih fokus kepada visual serta audio. Makanya kalau versi novel yang difilmkan atau menjadi series itu seringnya berbeda, karena fokusnya yang berbeda untuk ditampilkan.

Pokoknya Sabtu ini benar-benar fokus untuk pitch deck dan pengumpulan sampai jam 10 malam. Ya sebenarnya saya tidak mau terlihat ambisius, jadi akhirnya malah terlihat seperti tim hore yang banyak makan dan tidak terlihat peduli dengan laptop seperti orang-orang. Cuma tetap aja, selesai duluan dan sengaja nunggu orang lain upload karyanya duluan ke google drive baru saya kumpulkan.

Seharusnya seperti itu yah, tapi karena ada panitia yang ulang tahun jadinya akhirnya saya dimintai tolong memotong kue dan membagikan kepada semua orang. Kemudian saya baru tahu kalau teman sekelompok (halo Ibu Rina), kalau laptopnya dari siang bermasalah. Yaudah, saya ambil laptop dari kamar dan turun lagi ke ruangan untuk kegiatan SCENE Balikpapan ini.

Pada saat ini, benar-benar kemampuan mengetik cepat dan skimming saya bersinar. Karena saya benar-benar submit karyanya di jam persis deadline. Sebenarnya di layar laptop saya menunjukkan 10.01 PM, hanya saja karena jam laptop saya setting lebih cepat 2 menit ya jadinya benar-benar on time.

Meski jujur ini saya freeze dipeluk sama Ibunya. Makanya begitu dilepas langsung lari, karena saya tidak suka afeksi fisik seperti ini. Ibunya enggak salah, sayanya aja yang salah tidak suka. πŸ˜”πŸ˜”πŸ˜”

Setidaknya, hari Sabtu ini saya dan Mbak Annisa Tang bisa tidur nyenyak karena sudah menyelesaikan pitch deck.

Hari Ketiga (18 Juni 2023)
Ternyata, pengumuman 15 besarnya bukan saat masuk ruangan, tetapi setelah sambutan segala macamnya. Juga ternyata, dari 3 kota yang diadakan SCENE 2023 ini, satu-satunya kota yang Clarissa Tanoesoedibjo (yang merupakan direktur Vision+) datangi. Pada 2 kota lainnya, yang datang hanyalah produser-produser dari Vision+ dan baru berasa sekarang pas nulis ini, spesial banget ini Balikpapan didatangi sama produser dan direkturnya juga.

Saat sudah lupa dengan pengumuman 15 besar (entah kenapa saya amat sangat percaya diri tidak akan masuk), ternyata mulai diumumkan. Apalagi sampai nomor 9, nama saya yang belum dipanggil membuat saya semakin yakin tidak akan dipanggil dan sudah mulai rileks. 

Oh ternyata tidak boleh berpikir negatif kepada diri sendiri, karena kenyataannya nama saya dipanggil setelah itu yang membuat saya panik. Apalagi perut saya kram karena halangan, benar-benar kombo. Entah saya mengatakan apa saat presentasi, apalagi waktu yang diberikan kurang dari 2 menit. Di kepala saya, benar-benar cuma mau turun dan duduk saking kramnya.

Cuma kenyataan tidak seindah harapan saya, karena saya ditanyai oleh pihak Vision+ dan Emtek. Saat akhirnya turun panggung, saya sudah mau lari kembali ke kursi untuk duduk, malah ditegur oleh mentor. Dikomentari suara saya kecil (yang saya jawab gugup) dan justru ditanya apakah saya sudah menikah karena mengangkat tema sejuta umat yang paling ditakutkan saat menikah, tetapi tentu saja saya jawab belum.

Boro-boro menikah, punya pacar aja belum.

Setelah ini selesai, kami foto-foto dengan beberapa orang dan setelahnya check out dari hotel. Beberapa tidak langsung pulang dan mengobrol dengan peserta SCENE Balikpapan dan termasuk saya, hehehe. Obrolan ini membuat saya mendapatkan banyak teman baru dan pengalaman yang tidak terlupakan. 





Jadi karena saya lolos 15 besar di Balikpapan, jadi setelah ini akan inkubasi online untuk disaring menjadi 10 orang finalis ke Jakarta. 10 orang ini bukan dari 1 kota ya, tapi dari 3 kota yang SCENE adakan yaitu Pekanbaru, Malang dan Balikpapan. 

Sampai bertemu di postingan selanjutnya!
Read More

Tiga Tahun Kemudian, Akhirnya Kembali Kemari

Thursday, June 22, 2023

No comments
Judulnya amat sangat wow ya, hahaha. 🀣🀣🀣 
 
 
Jadi, selama 3 tahun apa saja yang terjadi? Amat sangat banyak, hahaha. 

Terutama mana menyangka jika Covid-19 akan seganas itu. Apalagi sampai vaksin banyak sekali dramanya dan rasanya awal 2020 mana berpikir akan segila itu.

Kemudian, saya yang akhirnya benar-benar kehilangan teman terbaik karena ya namanya juga hidup, mau memperbaiki sesuatu jika sudah rusak sejak awal bakalan sia-sia belaka. 

Kemudian, operasi pengangkatan tiroid yang membuat saya sempat kehilangan suara 2,5 bulan dan Mama sampai nangis, berpikir saya tidak akan bisa berbicara selamanya. 

Kemudian, saya sudah bebas dari obat-obatan psikotik meski saya masih tetap memiliki bipolar. Semua orang berpikir jika dia akan bisa seperti itu, padahal tidak.

Kemudian, saya menemukan teman-teman baru. Awalnya hanya satu, kemudian bertambah dan terus bertambah.

Sebenarnya, ada banyak yang bisa diceritakan kemari. Namun, satu-satu dulu ya. Karena kembali berniat menuliskan kemari itu sudah kemajuan yang besar, alias terima kasih Mbak Annisa Tang yang akhirnya membuatku kembali mengingat eksistensi ini. Berawal ketemu di SCENE 2023, sekamar dan akhirnya jadi teman beneran setelah selesai acara.

Yah, meski sebenarnya perjalanan saya di SCENE 2023 masih jauh dari kata selesai sebenarnya. Nanti bakalan buat ceritanya deh di sini, siapa tahu ada kegunaannya untuk orang-orang di masa depan (jikalau acaranya masih eksis sih, tapi harapannya iya).

Sebenarnya, saya baru teringat jika pernah membuat harapan yang dicapai dalam 7 tahun setelah menuliskan hal tersebut. Saya membacanya dan baru ada 1 yang tercapai dari hal-hal di sana. Namun, saya memutuskan untuk menurunkannya dari blog ini karena ya lebih baik menyimpan mimpi-mimpi itu sendirian dan sudah mencapainya dahulu, baru dibagikan.

Apa lagi ya?

Sepertinya saya akan memindahkan postingan-postingan dari blog lawas kemari. Untuk arsipan cerita saya saat mengalami Bipolar, untuk memberitahukan bahwa proses perjalanan saya untuk menjadi saat ini tidaklah instan. Juga saya akan membuat arsipan perjalanan menulis, karena saya pada tahun 2020 pasti tidak akan menduga jika di tahun 2023 masih keras kepala untuk menjadikan menulis sebagai sebuah karir.

Jadi, sampai bertemu di postingan selanjutnya!
Read More

Tentang Menjadi Fangirl yang Tahu Batasan

Sunday, April 5, 2020

Sebenarnya, menjadi fangirl tahu batasan itu bagaimana?

Batasannya sampai mana?


Menurut saya yang sudah masuk tahun ke dua belas menjadi fangirl ini, tahu batasan adalah tahu menempatkan diri dan menempatkan para idol di kehidupan. Tahu bahwa idol bukan milik kita, dia juga manusia biasa yang bisa berbuat salah dan kebahagiaan kita bukan tanggung jawab idola.

Untuk yang terakhir memang pahit, tetapi itu memang harus diingat, bahwa kebahagiaan kita adalah tanggung jawab pribadi. Meski kita melihat idol tertentu merasa bahagia, tetapi jangan terus menerus melakukan hal seperti itu. Karena pada akhirnya kalau idola tersebut menghancurkan ekspetasi di kepala nantinya akan limbung dan kebingungan harus merasa seperti apa.

Saya bisa menulis seperti di atas karena sudah mengalaminya dengan BTS. Jadi saya harap ini berhenti di diri ini saja dan yang membaca ini (kalau ada) jangan sampai masuk ke jurang yang sama. Apalagi sampai menjadikan idol alasan untuk hidup, nanti kalau idola tersebut tidak sesuai dengan ekpetasi yang sudah terbangun di kepala, justru ingin mengakhiri hidup karena merasa alasan hidup sudah tidak ada lagi.

Bagi saya, mengetahui batasan untuk berfangirl itu perlu. Memberi batasan agar tidak menyakiti jika idol tersebut suatu saat melakukan kesalahan yang sebenarnya manusiawi. Batasan-batasan itu bisa dibangun dan dibuat jika dari awal diri sendiri sudah menentukan apa yang diinginkan dalam fangirl. Setelah menentukan dan membuat batasan, maka tetaplah di garis tersebut agar tetap bahagia dan bukan stress saat fangirl.

Bagi saya, fangirl yang tahu diri adalah:

  • Membeli album jika ada uang
  • Streaming secara legal
  • Mendukung apa pun yang idol saya sukai kerjakan
  • Tahu diri bahwa idol suatu saat akan berpacaran dan menikah, tetapi bukan bersama saya
  • Saya tahu idol hanya memperlihatkan apa yang mereka pilih untuk diperlihatkan kepada fansnya
  • Fangirl adalah bersenang-senang, bukan untuk adu saling superior

Saya juga jauh dari sempurna menjadi fangirl yang tahu batasan. Namun, bukan berarti tidak bisa untuk terus berada di garis yang telah ditentukan. Karena saya tahu, fangirl sejatinya adalah untuk pelarian dari hal-hal yang membuat penat di dunia nyata.
Read More

Tentang Mencintai Diri Sendiri

Sudah lama tidak menulis kemarin dan sebenarnya lumayan canggung karena bingung harus mulai bercerita dari mana. Namun, kejadian hari ini membuat saya merasa harus menuliskan ini agar menjadi pengingat jika suatu hari nanti terjatuh ke dalam lembah yang sama.

Jangan lupa cintai diri sendiri.


Hari ini, secara spontan saya ingin memainkan make up dan saya yakin skill sudah berkurang jauh. Namun, siapa yang menduga jika hasilnya jauh dari ekspetasi dan membuat saya bahagia? Seolah orang yang dilihat dikaca itu bukanlah saya dan membuat saya terdiam cukup lama.

Kapan saya merasa cantik?

Kapan saya merasa bahagia saat melihat pantulan diri di kaca?

Kapan saya benar-benar mengurus diri sendiri sehingga menjadi seperti ditampilkan di kaca?

Pertanyaan itu yang membuat saya terdiam dan hampir menangis. Karena saya sadar tiga bulan belakangan hidup begitu kacau dan setiap melihat diri sendiri di kaca rasanya hanya ingin memaki karena tidak bahagia. Karena sedang tidak mencintai diri sendiri.

Karena banyak hal yang terjadi selama 3 bulan ini.

Mulai saya kehilangan teman baik yang selama ini berbagi banyak hal, tentang saya yang tidak begitu menyukai lagu BTS yang terbaru dan tidak ingin menjadi ARMY lagi karena banyak yang merasa superior dari grup lainnya. Semua grup memiliki kisahnya sendiri dan meski tidak semua ARMY seperti itu, tetapi semua orang pasti akan menganggap semuanya (termasuk saya) adalah orang-orang sombong itu.

Waktu itu, alasan saya mau ke psikiatri adalah menyukai lagu BTS dan merasa harus menyelamatkan diri sendiri. Namun, saat di fase saya tidak menyukai lagu BTS yang terbaru dan tidak mau menjadi bagian ARMY, saya hilang arah dan limbung. Saya memutuskan berhenti minum obat dan berhenti datang ke psikiatri. Bahkan meski saya selalu keluar rumah setiap hari menemui teman-teman saya agar menjaga kewarasan, itu tidak cukup.

Saya merasa tidak baik-baik saja karena tidak bertemu psikiatri, tetapi saya tidak mau minum obat lagi. Saya benci obat-obat itu dan memutuskan tidak akan meminumnya lagi. Namun, saya tahu itu salah dan pada akhirnya saya mengambil langkah tegas setelah menangis bertengkar dengan mama karena lebih memilih orang asing untuk dibela daripada saya, anaknya sendiri.

Pergi ke klinik kopri untuk meminta surat rujukan ke dokter psikiatri yang baru, bukan yang selama setahun lebih ini saya selalu datangi. Saya merasa harus menyelamatkan diri sendiri dan tidak perlu percaya dengan siapa pun kecuali diri sendiri dan psikiatri pilihan saya.

Tentang psikiatri baru ini akan saya ceritakan di postingan lain. Namun, setelah itu saya mulai merasa tenang dan hidup mulai bisa lebih teratur. Saya bisa mengontrol emosi yang seharusnya di saat itu akan merasa marah karena tidak dianggap sebagai anak yang berhak tahu akan segala situasi yang mama hadapi.

Saya bisa tidur di bawah jam 12 malam.

Saya bisa bangun pagi meski bukan alasan bekerja di kantoran (meski lagi korona begini, kebanyakan kantor juga meliburkan karyawannya).

Saya bisa kembali merawat diri.

Saya bisa merasa bahagia dan merasa cantik.

Saya bisa merasa kembali mencintai diri sendiri.

Mencintai diri sendiri itu proses yang tidak ada akhirnya. Jika suatu saat saya terjatuh kembali, adanya tulisan ini bisa sebagai pengingat bahwa saya bisa melewati semuanya. Karena pada akhirnya, semua jawaban itu seklise 'waktu akan menjawab semuanya'.
Read More

Hello, 2020

Wednesday, January 1, 2020

Jadi ... apa yang diinginkan pada tahun 2020 ini? Lumayan banyak dan spesifik sebenarnya. Entah akan bisa terwujud atau tidak, karena setengahnya adalah keinginan yang kalau dilihat sekarang rasa-rasanya seperti impian yang tidak tahu diri.


Katanya tahun baru, resolusi baru. Sebenarnya saya tidak percaya dengan resolusi-resolusi karena biasanya tidak berakhir dengan baik. Namun, tahun 2019 lalu membuktikan bahwa resolusi yang tampak tidak mungkin tersebut ternyata memungkinkan. Tahun 2020 ini, saya ingin menuliskan beberapa resolusi yang mungkin beberapa cukup ambisius. Semoga bisa tercapat semuanya dan bisa dituliskan reviewnya pada akhir tahun nanti.

Resolusi tahun 2020 ini:
  1. Kuliah S2 di Trisakti jurusan Teknik Perminyakan atau kuliah Sastra Inggris. 
  2. Memiliki pekerjaan yang bisa saya cintai dan setidaknya bisa mencukupi biaya hidup.
  3. Solo Trip ke Singapura.
  4. Memiliki pacar.
  5. Menerbitkan 2 novel di tahun ini. Satu cerita kolaborasi, satu adalah hasil karya sendiri.

Tidak usah banyak-banyak, tetapi semuanya cukup ambisius menurut saya. Terutama nomor 1, karena itulah saya sedang di fase belajar mati-matian agar bisa lulus tes nantinya di Trisakti. Doakan saya semoga bisa lolos dan membuat bangga diri sendiri.

Bisa dibilang, harapan saya terbesar terletak di nomor 1 dan 5, karena itu adalah passion saya. Hal yang ingin saya buktikan kepada dunia bahwa saya bisa, mampu dan pantas untuk mendapatkannya. Tidak apa-apa dianggap halu, tetapi bukankah semua impian berasal dari halu?
Read More

Bye, 2019

Tuesday, December 31, 2019

Jadi apa saja yang terjadi pada tahun 2019 ini? Banyak banget dan rasa-rasanya banyak yang terlupakan karena malas mengisi blog ini. Namun, saya yakin 2020 nanti akan semakin baik lagi dan semakin rajin mengisi blog ini untuk menyimpan kenangan.


1. AKHIRNYA BEKERJA
Meski bukan sesuai jurusan, tetapi saya senang telah merasakan bekerja. Mulai menjadi barista, SPG parfum sampai yang terbaru, menjadi kasir BBW. Untuk yang terakhir, saya tidak menyangka akan berpartisipasi di event yang terkenal itu dan membawa hal yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Benar-benar tahun 2019 ini membuat saya bahagia dengan semua pengalaman pekerjaan yang dijalani.

2. PAPA AKHIRNYA BERPULANG
Saya tahu cepat atau lambat, Papa akan berpulang. Namun, ternyata saat mengalaminya terasa menyakitkan. Apalgi impian beliau yang melihat saya wisuda tidak terlaksana dan mengingat hal ini selalu membuat sesak. Ada banyak hal yang disesali dan pada akhirnya, saya hanya bisa mengirimkan doa untuk memohon kepada Tuhan agar Papa diberikan tempat terbaik di sisinya.

3. DIWISUDA JUGA
Meski benar-benar terlambat untuk diwisuda, saya lega. Akhirnya lepas dari kampus dan meski nilai IPK akhir tidak memuaskan, setidaknya itu usaha jujur selama ini. Setidaknya saya bisa mempertanggung jawabkannya kepada dunia. Saya mungkin tidaklah terbaik kalau melihat nilai IPK, tetapi itulah nilai yang saya dapatkan karena menjadi jujur. Saya lebih baik di bawah rata-rata karena menjadi jujur daripada di atas karena hasil kecurangan.

Ini tentang prinsip.

4. MEMILIKI TEMAN-TEMAN BARU YANG SATU FREKUENSI
Terima kasih BBW, karena saya menemukan teman-teman baru yang seru dan tidak menyangka satu frekuensi. Teman yang asik, bisa membangun sisi lain yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya dan teman yang tidak menilai saya yang bipolar ini. Benar-benar teman yang mendukung saya dari hal baik, hal yang tidak bisa diterima dengan mudah (bipolar) sampai mendukung perjulidan yang sudah basi, tetapi terus dibahas karena seru, hahahaha.

5. KEMBALI MERASAKAN HAL YANG TIDAK TERPIKIRKAN UNTUK DIRASAKAN
Mari jujur, saya tidak pernah berharap jika akan bisa merasakan cinta kembali. Bahkan saya sudah menyusun masa depan untuk hidup sendirian sampai akhir hayat. Lalu dia muncul di hidup saya dan dalam waktu yang singkat mengacaukan semuanya. Saya panik, dokter panik karena mood saya berubah tajam sampai harus uji coba obat dosis dinaikkan 100% (pada akhirnya dikembalikan seperti semula karena saya jadi mudah tertidur di mana saja dan kapan saja) dan semua teman-teman saya juga panik karena takut saya melakukan hal berbahaya.

Rasa-rasanya, jatuh cinta selama ini tidak pernah seribet ini. Apa mungkin karena saya bipolar sehingga semuanya yang berhubungan dengan emosi jadi jauh lebih rumit?

*

2019 sebentar lagi berakhir dan jujur, tahun ini penuh dengan naik dan turun. Saya menerima, kehilangan dan menyambut hal-hal yang tidak terduga akan dialami. Saya optimis dengan tahun 2020 dan sudah menyusun list yang ingin dicapai di tahun tersebut. Hal yang bisa saya lakukan adalah menyemangati diri sendiri untuk menggapainya.

2019, terima kasih karena telah hadir.
Read More

Tentang Perasaan Kepadanya

Tuesday, December 3, 2019

Jika di postingan sebelumnya saya menjelaskan fase menyadari perasaan kepadanya, maka ini akan menjelaskan apa yang terpikirkan tentangnya. Saya berpikir panjang saat perjalanan pulang setelah meminum kopi yang diberikan rum dan sampai pada pertanyaan ini.

Apa saya benar-benar menyukainya atau hanya menyukai sensasi ternyata masih bisa jatuh cinta pada lelaki di dunia nyata dan bukan pada oppa yang biasa hanya bisa dilihat melalui layar?


Jujur ini sangatlah menganggu saya karena ... rasanya semua jadi tidak masuk akal sekaligus masuk akal di saat bersamaan. Mengerti tidak sih, ada di titik yang membuat "aha!" karena akhirnya menemukan jawaban yang masuk ke dalam logika?

Saya tahu menyimpulkan sendiri itu tidaklah baik, tetapi setelah menemukan jawaban ini saya merasa lebih tenang. Bahwa saya tahu di posisi mana harus meletakkan hati dan silahkan panggil saya penakut karena tidak mau ambil resiko untuk mencintai. Namun, saya memang tidak mau karena pada dasarnya sejak awal tidak mendesain diri sendiri untuk hal ini.

Lagipula, setelah saya mengetahui apa yang diinginkan membuat lega. Bahwa saya tahu kalau mengalami kemungkinan terburuk tidak akan merasakan sakit yang parah. Setidaknya ada waktu untuk menyembuhkan diri sendiri dan akhirnya bisa fokus dengan apa yang diinginkan untuk dicapai.

Dengan kesimpulan itu, saya bisa lebih tenang. Semua rencana kehidupan bisa lebih fokus dan mungkin memang tahun 2020 bukan tahun saya untuk merasakan cinta seperti orang lain. Tidak apa-apa, sudah biasa juga seperti ini dan saya baik-baik saja nyatanya.

Karena Tuhan itu adil, saya mungkin dirasa tidak akan pernah siap dengan hal-hal seperti ini.
Read More

Tentang Membantu Orang Lain

Sunday, December 1, 2019

Pernah merasa tidak tahu harus melakukan apa saat mengalami depresi (sebelum didiagnosa bipolar), membuat bertekad jika ada yang membutuhkan bantuan akan saya berusaha bantu. Lalu saat menengok setahun belakangan, ternyata saya sudah banyak berubah dan impian itu menjadi nyata.

Padahal setahun yang lalu, di bulan ini saya terus menangis di tengah malam karena lelah untuk bertahan hidup. Sungguh waktu setahun bisa mengubah segalanya.


Saya tidak pernah menutupi jika memiliki penyakit mental, tidak merasa malu karena itu adalah bagian dari diri ini dan merasa jika ada yang tidak bisa menerima saya apa adanya, mungkin memang tidak berjodoh untuk menjalin relasi dengannya.

Sesederhana itu pemikiran saya.

Namun, orang yang kebetulan saya temui dan saya bantu tidak memiliki pemikiran serupa. Saya tidak menyalahkan, karena siapa yang bisa menerima diri ini memiliki penyakit mental? Saya juga awalnya tidak mau menerima dan bisa sampai di fase sekarang itu butuh perjuangan yang berat dan tidak instan. Jadi saya tidak mengekspetasikan orang-orang yang saya temui ini bisa langsung menerima dirinya begitu menyadari ada yang salah dengan dirinya.

Mungkin justru karena tidak mengekspetasikan apa pun itulah, saya bisa membantu mereka. Karena entah mengapa bagi mereka saya bisa memposisikan diri dan dipercaya. Mungkin karena pengalaman di mana saya menghadapi ini sendirian, sehingga mencoba membantu sebisanya.

Saya juga belajar, saat menolong seseorang jangan memiliki eskpetasi apa pun. Karena niat ingin sembuh dan bahwa mereka mau ke dokter dan terus melanjutkan sesi hingga benar-benar sembuh itu adalah dua hal yang berbeda. Karena tidak semua orang sanggup untuk bertahan pada prosesnya dan itu bukanlah tanggung jawab saya untuk memastikan orang tersebut untuk sembuh.

Desember tahun ini, saya berusaha untuk menjadi orang yang lebih baik agar bisa menolong lebih banyak orang lagi.
Read More

Tentang Dia yang Membuat Kembali Merasa

Thursday, November 28, 2019

Sejujurnya setelah membaca postingan menyalahkan orang ini karena membuat saya mengambil obat dengan dosis naik 100% itu, rasanya aneh mau menuliskan tentangnya. Namun, lihat siapa yang menuliskan tentangnya sekarang? Mungkin karena postingan waktu itu masih fase denial, sekarang fase menerima kenyataan bahwa tidak semua hal di dunia ini bisa dikontrol, kecuali aksi dari diri sendiri.




Sebenarnya kalau mau dijelaskan secara rinci, ada 4 fase dengannya ini. Fase tidak sadar perasaan sendiri, fase menyadari perasaan sendiri, fase denial pada perasaan sendiri dan fase menerima perasaan sendiri. Saya akhirnya di fase ke empat dan itulah yang ingin diceritakan kemari. Melewatkan semua fase dan apa saja yang terjadi selama fase itu. 

Hanya untuk sebuah pembelajaran bagi yang selama ini memutuskan untuk tidak merasa, lalu tiba-tiba kembali merasakannya.

FASE TIDAK SADAR PERASAAN SENDIRI
Saya jujur saya tidak tahu kenapa bisa berakhir seperti ini. Hal yang pertama terlintas saat melihatnya adalah dia sangat lokal seperti Koko-Koko Surabaya, yang ternyata tidak. Saya memang mengamatinya sekilas beberapa kali dan menyadari jika dia tipe yang sering mendekati saya semasa SMA dan alarm tanda bahaya sudah merasa dia pantas untuk dijauhi. Saya bersikap biasa selama bekerja dan seperti itu, seharusnya.

Harusnya merokok, tindikan dan klubbing jam 2 malam sudah cukup membuat saya semakin yakin untuk mundur karena itu bukanlah tipe saya. Kenyataannya....

FASE MENYADARI PERASAAN SENDIRI
Entah kapan saya menyadari hal ini, tetapi tiba-tiba saja di dekatnya terasa nyaman meski tanpa kata.

Sebenarnya saya tidak mau kepedean, tetapi kata teman, dia akan mencari keberadaan saya jika tidak terlihat pada pandangannya. Tidak percaya sebenarnya, karena semua itu mungkin saja hanyalah kebetulan belaka. Dia berkeliling karena saya tidak ada di pandangan karena mengira pergi tanpa izin. Dia juga lebih baik kepada saya karena tidak terkendala bahasa untuk berkomunikasi. tidak seperti yang lainnya.

Namun ... sampai hari ini masih bertanya-tanya tujuannya menjadi orang pertama melihat IG story saya selama beberapa hari itu tujuannya apa? 

FASE DENIAL PERASAAN SENDIRI
Saya pikir, saat event berakhir maka perasaan ini juga akan berakhir. Namun, ternyata perasaan ini semakin kuat dan membuat nelangsa sendiri. Apalagi saat saya konfirmasi apa yang terjadi di malam terakhir, dia malah balik bertanya siapa yang melakukannya?

Membuat saya yakin ini hanyalah perasaan satu pihak dan ternyata ... itu menyakitkan. Sampai saya mendrama dan meminta dosis obat dinaikkan 100% kepada dokter dan menyalahkannya karena jatuh cinta kepadanya.

FASE MENERIMA PERASAAN SENDIRI
Ini baru terjadi beberapa hari ini, setelah akhirnya lelah denial pada diri sendiri. Akhirnya menerima saya menyayanginya. Akhirnya menerima jika perasaan ini juga bertepuk sebelah tangan, tidak masalah. Akhirnya menerima dan merendahkan ekspetasi untuk tidak berharap kepadanya.

Ekspetasinya sebegitu rendahnya sampai saya hanya ingin diterima sebagai temannya. Tidak apa-apa jika dia akhirnya bersama yang lain, karena dia sudah membuat saya banyak berubah menjadi orang yang lebih baik. Menjadi orang yang tidak pernah terbayangkan akan bisa eksis pada diri saya.

Sepertinya ini antara level menerima atau level tahu diri tidak bisa dibedakan lagi.

*

Saya rasa, setiap orang punya fase seperti ini saat menyukai seseorang. Saya tidak yakin akan bertahan berapa lama perasaan ini, tetapi yang ingin saya ucapkan terima kasih kepadanya karena banyak hal berubah secara tidak langsung karenanya. Mungkin ini postingan orang jatuh cinta paling tidak banget karena tidak menye, tetapi bagi saya yang penggunak logika ini sudah menye maksimal.

Can I ask you question? 
*semua percakapan padanya dimulai dari ini*
Read More